Queen of Tears-drama yang dibintangi oleh Kim Soo Hyun dan Kim Ji Won telah menyelesaikan penayangannya dengan akhir yang bahagia. Kendati demikian, masih ada penonton yang merasa kecewa dengan akhir kisah Baek Hyun Woo dan Hong Hae In. Namun tak sedikit yang berpendapat bila akhir kisah mereka cukup realistis.
Drama yang mengusung tema komedi romatis pun krisis pernikahan ini begitu menyita perhatian publik. Hal tersebut dibuktikan dengan ranting drakor Queen of Tears (24.850%) yang berhasil menggeser Crash Landing on You ( 21.638%) sebagai top tvN drama dengan ranting paling tinggi.
Berkat kesuksesan tersebut, tim produksi Queen of Tears menyiapkan dua episode tambahan dengan harapan untuk mengurangi rasa kecewa penonton dan sebagai bentuk apresiasi karena telah mensukseskan drama tersebut. Dua episode tambahan tersebut bahkan sudah tayang pada 4-5 Mei 2024 di tvN.
Nyatanya, dua episode tambahan tersebut tak kalah menyita perhatian publik. Beragam reaksi pun komentar memenuhi berbagai jejaring sosial. Hingga tak heran bila para pemerhati Queen of Tears dengan suka rela menjodohkan pemain utamanya yakni Kim Soo Hyun dan Kim Ji Won. Para penggemar berharap bila keduanya dapat menyusul Hyun Bin dan Son Ye Jin yang menikah bukan hanya di drama saja, tapi real life seperti ending di Crash Landing on You.
Ngomong-ngomong ditengah gempuran perjodohan Kim Soo Hyun dan Kim Ji Won, saya banyak belajar dari drama karya penulis Park Ji Eun ini. Lantas apa sajakah pembelajaran yang saya terima tersebut? Berikut saya rangkumkan dalam 3 pembelajaran hidup dari drama Queen of Tears.
1. Harta bukan Jaminan Kebahagiaan
Siapa nih yang suka berandai-andai, jika suatu saat punya banyak uang dan kekuasaan pasti hidup jadi enak? Ada yang pernah berpikir demikian?
Memang, tidak ada salahnya menyiapkan tabungan untuk hari tua. Namun terlalu fokus mengumpulkan harta pun tidak baik. Ada kalanya diri sendiri perlu diapresiasi. Apalagi jika mempertaruhkan keluarga untuk kepentingan sesaat. Toh, harta tidak bisa dibawa mati.
Dari kisah Queen of Tears terutama dari sisi Ketua Hong Man Dae dan kekasihnya Moh Seul He. Ketua Hong sang pendiri Perusahaan Queen yang telah berjuang keras merintis, cukup selektif memilih penerus perusahaannya. Dia tidak tinggal diam bila berurusan tentang untung rugi pada Queen, kendati harus mengusir anggota keluarganya.
Alhasil, disaat Queen berhasil diambil alih dengan paksa oleh kekasihnya Moh Seul He, ketua Hong memutuskan untuk bertanggung jawab sepenuhnya. Dia begitu menyesal dan memilih melindungi keluarganya beserta Queen dengan bunuh diri. Sehingga hak wali ketua Hong kembali ke keluarga bukan pada Moh Seul He lagi.
Disisi Moh Seul He yang begitu iri dengan kekayaan dan kejayaan Queen, dia merencanakan niat jahat untuk mengambil alih perusahaan tersebut. Dengan penuh intrik dan ketelitian selama kurang lebih 20 tahun, Seul He menjadi bayangan keluarga Queen.
Dalam melancarkan aksinya, Moh Seul He bahkan merelakan sang anak untuk tumbuh di panti asuhan. Sehingga sang anak tumbuh kurang kasih sayang.
2. Keluarga sebagai Sekolah Pertama Anak
Saat seorang anak lahir ke dunia, keluarga terutama orang tua akan menjadi contoh masa pertumbuhan anak, berikut karakter juga kepribadiannya. Begitu pun lingkungan keluarga akan ikut berpengaruh pada perkembangannya.
Sehingga tak ayal, anak sebagai peniru ulung tersebut begitu pandai menyerap apa-apa yang dilihat, didengar dan akan selalu mengingat berbagai kebiasaan ditempat dia dibesarkan.
Mengulik dari penokohan dan pengkarakteran para pemain utama Queen of Tears, nyatanya benar-benar digambarkan begitu nyata. Pada tokoh Hong Soo Cheol misalnya, dia yang begitu dimanja ibunya menjadi seorang anak yang lemah dan tidak bisa membuat keputusan. Selain itu, mempunyai mental lembek juga tidak bisa belajar bertahan hidup saat susah.
Namun sisi positifnya, perlakuan sang ibu tersebut membuat Soo Cheol begitu mencintai keluarga kecilnya. Dia seorang ayah dengan karakter yang sangat penyayang dan rela menjadi pelindung keluarga.
Kemudian tokoh Yoon Eun Seong yang sedari kanak-kanak dibesarkan di panti asuhan dan kurang mendapatkan kasih sayang ibunya membuat kepribadianannya kurang baik.
Bahkan, sedari kanak-kanak Eun Seong telah menyaksikan kejahatan yang dilakukan oleh ibunya Moh Seul He. Akan tetapi dia menutup mata agar sang ibu segera membawanya pergi dari panti asuhan. Sayangnya, sang ibu belum mengindahkannya hingga dewasa sampai berhasil merebut Queen.
Alhasil, Eun Seong dewasa begitu menginginkan kasih sayang pada wanita yang disukainya walaupun dengan berbagai cara. Hong Hae In yang masih menolak kehadiran Eun Seong pun membuatnya sangat marah. Penolakan tersebut membuat Eun Seong tega untuk menyakiti wanita yang dicintainya. Sebab Eun Seong berpikir, jika dia tidak bisa memiliki Hae In, berarti tidak ada seorang pun yang bisa memilikinya. Begitu egois, bukan?
Kemudian karakter Hong Hae In sebagai wanita mandiri dengan hati yang dingin tak lepas dari suatu kejadian dimasa kanak-kanaknya, yakni peristiwa perahu terbalik yang menewaskan sang kakak. Walaupun pada kenyataannya peristiwa itu murni kecelakaan, tapi ibunya masih saja menyalahkan Hae In. Padahal Hae In turut merasakan duka dan terus dibayangi rasa bersalah hingga jauh dari kehangatan keluarga.
Ketidakharmonisan hubungan Hae In dengan sang ibu juga karena dia dianggap sebagai pesaing adiknya. Ya, sebagai wanita cerdas juga berwibawa Hae In cocok sebagai kandidat pewaris Queen. Namun sang ibu yang begitu menaruh kebencian mencoba menghalangi Hae In dengan beragam cara. Sang ibu hanya ingin adiknya Hong Soo Cheol yang mewarisi Queen. Kendati pada kenyataannya pekerjaan Soo Cheol tidak ada yang beres dan Hong Hae In merupakan cucu kesayangan Hong Man Dae pendiri Queen.
Selanjutnya karakter Baek Hyun Woo yang berwibawa, penyayang, pelindung dan hal-hal baik lainnya, hehehe. Berbeda dari ketiga karakter sebelumnya, Hyun Woo mendapat didikan yang begitu baik dari keluarganya. Kendati keluarga Hyun Woo tidak sekaya keluarga Hong, tapi mereka begitu kaya hati.
Keluarga Hyun Woo tidak hanya berhasil mendidik secara sosial, tapi juga intektual. Hal tersebut terbukti dari latar belakang pendidikan Hyun Woo sebagai lulusan hukum dari universitas terbaik di Seoul.
3. Seni Berkomunikasi dengan Pasangan
Dari kisah sepasang suami istri Baek Hyun Woo dan Hong Hae In saya menjadi semakin paham bila belajar seni komunikasi dengan pasangan itu wajib. Sebab sebagai teman hidup selama 24 sehari, komunikasi itu ibarat jembatan yang dapat menghubungkan beragam emosi. Dengan kata lain pun komunikasi itu adalah kunci dari semua kunci sebuah hubungan.
Selain komunikasi, saya kira pemahaman karakter juga watak perlu digali sedalam mungkin. Sebab karakter laki-laki dan wanita berbeda. Seperti pada kasus Hyun Woo dan Hae In, hubungan mereka retak karena salah paham. Keduanya salah mengartikan makna pembicaraan dan tindakan dari pasangannya.
Hyun Woo yang secara akademik pintar, tapi tidak bisa menangkap maksud dan kode dari Hae In. Begitu pun Hae In yang hanya bisa memendam perasaannya, sehingga bersikap dingin dan seolah-olah tidak membutuhkan Hyun Woo. Alhasil membuat mereka bercerai karena tidak menemukan titik temu.
Akan tetapi, ketika mereka menyadari bila yang mereka butuhkan adalah komunikasi yang baik, Hyun Woo dan Hae In memutuskan untuk kembali bersama, bahkan menua bersama dan kembali dikeabadian bersama.
Nah, itulah 3 pembelajaran hidup dari Drama Queen of Tears. Kira-kira pembelajaran dinomor berapa yang berhasil membuka hati kalian?
0 Comments