Nilai Moral dalam Novel "Cinta Dalam 99 Nama-Mu" karya Asma Nadia

Apa sih yang Teteman tahu tentang nilai moral?

Nilai merupakan sesuatu yang berlaku, mengikat dan dapat diterima oleh semua orang, baik individu maupun masyarakat. Menurut Adisusilo (2013:56) nilai berasal dari bahasa Latin valere yang artinya berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang.

Adapun moral berasal dari bahasa Latin mores yang artinya adat kebiasaan. Sementara dalam bahasa Yunani ethos atau etika yang berarti ajaran tentang baik buruk dan diterima masyarakat umum tentang sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya (Rahayu,2016:133). Sedangkan menurut Nurgiantoro (2002:320) ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya; akhlak, budi pekerti susila.

Nah, sebagai salah satu karya sastra yang mengandung nilai-nilai kehidupan, keberadaan novel menjadi alternatif dalam mengajarkan nilai-nilai yang ada seperti nilai moral. Novel digunakan pengarang sebagai sarana menanamkan juga mengajarkan nilai moral. Pengajaran tersebut dapat melalui pendeskripsian perbuatan atau sikap yang ditunjukkan dalam cerita maupun pesan tersirat yang ditulis pengarang.

Pada pembahasan kali ini akan membahas nilai moral pada salah satu tokoh utamanya, yakni Arum. Kemudian apa saja sih nilai moral tokoh Arum dalam Novel Cinta dalam 99 Namamu karya Asma Nadia?


Tulus

Salah satu sifat Arum merupakan pribadi yang tulus. Dia tidak perhitungan dengan berbagai hal kebaikan yang dilakukannya. Pada bagian ini digambarkan ketika Arum membiarkan seorang anak yang mencoba mencopetnya di dalam angkutan umum. Namun Arum membiarkan anak tersebut melakukan aksinya. 

“Arum menatap Adi hingga menghilang di kelokan jalan. Senyum ramah tetap terulas di bibir. Gadis itu meraba resleting pinggir tas tangan. Lengkungan bibir kian lebar. Dari awal ia tahu anak itu mengincar dompetnya. Dan barangkali itu satu-satunya alasan Adi melayani pertanyaannya. Menunggu kesempatan.” (Nadia, 2018:19)

Barangkali bisa jadi dengan cara membiarkan anak tersebut, merupakan salah satu cara unik Arum untuk membantu sesama.

Nilai Moral dalam Novel "Cinta Dalam 99 Nama-Mu" karya Asma Nadia

Akan tetapi di sisi lain mungkin Teteman akan berpendapat, melakukan tindak kejahatan kok dibiarkan?

Kalau Kawan-kawan telah membaca keseluruhan Novel Cinta Dalam 99 Nama-Mu pasti paham maksud Arum. Dia sudah akrab dengan kondisi anak jalanan dan cukup tahu alasan mereka harus turun ke jalanan diusia yang bahkan belum legal secara negara.

Sebab tanpa dinyana, Arum merupakan salah seorang yang masih peduli dengan anak jalanan. Dia mengabdikan dirinya untuk kepentingan pendidikan (intelektual dan spiritual) bagi anak yang kurang mampu.

 

Taat

Selain mempunyai sifat tulus, Arum merupakan seseorang yang begitu taat dalam beribadah. Dia meyakini Tuhan-Nya sebagai satu-satunya penolong diberbagai masalah yang dihadapinya.

Sama halnya dalam situasi ketika dia diculik tanpa tahu tempat lokasinya. Dia percaya dan berdoa bahwa satu-satunya cara adalah meminta pertolongan kepada Sang Pencipta. Sebab tidak ada gunanya berteriak ataupun memberontak di dekat orang yang menculiknya. Dengan kepercayaannya tersebut, satu tujuan yang paling dia ingat pertama kali yakni Tuhan.

“Ketika sendiri, ketika tak punya siapa-siapa... Arum seperti manusia lain, tak memiliki pilihan kecuali mengulang-ulang nama-Nya.” (Nadia, 2018:198)

Memangnya siapa lagi yang bisa menolong Arum? Walaupun pada akhirnya tokoh lain dapat menyelamatkan Arum dari aksi penculikan tersebut. Akan tetapi, jika bukan Tuhan yang menggerakkan hati si penolong, akankah Arum terselamatkan?

 

Ikhlas

Satu plot mengejutkan yang membuat Admin Bi mengambarkan Arum sebagai seseorang yang begitu ikhlas ketika dia kembali menderita kanker. Kanker stadium lanjut yang membuat Arum lebih pasrah dan berserah kepada ketetapan Tuhan.

“Mustahil memenangkan pertarungan kali ini. Empat kali lolos dari sergapan sel kanker? Berapa kecil peluang yang dimilikinya? Sisi hati berbisik. Mematahkan semangat. Istigfar. Bersiap, Arum. Ikhlas....” (Nadia, 2018:189)

Saya tahu, tidak banyak juga yang bisa seikhlas Arum dalam menghadapi masalahnya. Namun sikap berserah diri menjadi salah satu simbol keimanan manusia kepada Tuhannya.

 

 

 

 

 

Sumber:

Adisusilo, Sutarjo. 2013. Pembelajaran Nilai Karakter.Jakarta: Rajawali Pers.

Hanafie, Sri Rahayu D.R. 2016. Ilmu Sosial Budaya Dasar. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Nadia, Asma.2018.Cinta Dalam 99 Nama-Mu.Jakarta:Republika Penerbit

Nurgiantoro, Burhan. 2002. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hikmatul Ika

Manusia yang menyukai dunia kepenulisan, baik sebagai blogger dan Pengarang.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form