Cerita Pelik Bangsa Sagaras

SAGARAS merupakan penduduk asli Klan Bumi. Dahulu mereka menetap di daratan-daratan indah bahkan sebelum Klan Aldebaran melakukan ekspedisinya. Pada masa itu, mereka hidup tentram dan damai. Hingga para petualang dunia membuka portal paralel untuk mengunjungi peradaban pun klan lain.

40.000 tahun lalu 40 kapal Aldebaran menuju konstelasi jauh dan mendarat diberbagai klan. Lantas kedatangan ekspedisi Klan Aldebaran pun pernah singgah di Klan Bumi dan mengubah kehidupan bangsa Sagaras. Sebab pada saat itu ekpedisi kapal Aldebaran membagikan ilmu dan pengetahuan, tapi sayang tidak dilaksanakan dengan semestinya.

Hingga pada akhirnya kehidupan antarklan situasinya menjadi berubah. Peradaban menjadi runtuh disebabkan ambisi, kerakusan, ketamakan dari klan-klan yang ingin berkuasa. Akibatnya klan yang pada awalnya maju mengalami kemunduran.

Mengamati kondisi tersebut, klan-klan mulai mengunci portal. Segala akses menjuju klan ditutup. Begitu pula dengan Tetua bangsa Sagaras yang memutuskan mengunci portal menuju keluar dan masuk dari Klan Bumi.

Saat itu Klan Bumi tidak hanya dihuni bangsa Sagaras, tapi juga dihuni bangsa-bangsa lain. Akan tetapi, mengunci portal tidak menghindarkan Klan Bumi dalam pertikaian. Sebab mulai muncul  masalah seperti persaingan antarbangsa yang membuat konflik internal.

latar belakang bangsa Sagaras


Akhirnya Klan Bumi kembali kacau akibat perang antarbangsa. Padahal pada masa itu Klan Bumi telah berada dimasa kejayaan. Sebab menjadi bangsa pelopor dan terdepan dalam ilmu pengetahuan juga teknologi.

Saat itu jika pun mau, bangsa Sagaras bisa saja mengambil alih Bumi dari bangsa lain. Namun mereka memutuskan untuk mundur karena lebih memilih damai. Bangsa Sagaras akhirnya membuat subklan baru bernama Sagaras.

Pemimpin Sagaras berjumlah 13 ksatria memutuskan kembali menutup portal apapun dari Klan Bumi menuju Sagaras. Ada satu jalan sebagai pengecualian berada di dasar samudra yang dijaga sangat hati-hati.  Portal itu seperti jangkar agar konstelasi Sagaras tetap berada di konstelasi Bumi.

Mengunci diri dan tidak lagi merurusan dengan klan lain membuat Sagaras menjadi subklan yang damai, indah pun megah dibanding sebelumnya. Terkesan egois memang, tapi jika sebagai solusi untuk kedamaian dan perlindungan diri, mengapa tidak, right?

Dalam membangun bangsa yang damai, Sagaras mempunyai cara untuk menyeimbangkan dan memastikan pendudukanya agar tidak ambius, serakah. Cara tersebut adalah mencari pemimpin (disebut 13 Ksatria Sagaras) yang teruji dari aspek kecerdasan, kemampuan pertarung dan paham nilai-nilai Sagaras. Pemimpin dipilih melewati serangkaian ujian yang panjang, bahkan hingga puluhan tahun. Oleh sebab itu, orang yang terpilih hanyalah orang-orang terbaik.

Pada masa itu ke-13 Ksatria Sagaras, salah satunya bernama Eli. Dia seorang ksatria yang terbaik dari yang terbaik. Dia seorang yatim piatu sejak kecil, tapi anak itu tumbuh dengan spesial. Eli menjadi peserta dan ksatria termuda sepanjang sejarah Saragas. Dia menjadi Ksatria Saragas No. 13.

Saat itu usianya 25 tahun, diempat tahun Eli menjadi Ksatria Saragas mulai muncullah masalah. You know-lah sejak ekspedisi Klan Aldebaran, Saragas menutup semua portal kecuali melalui dasar samudra. Sehingga menutup portal juga menutup semua informasi tentang berbagai klan yang ada. Generasi baru Bangsa Sagaras tidak tahu tentang klan-klan lain, kecuali para tetua dan Ksatria Saragas.

Eli sebagai salah satu Ksatria yang diberi tahu tentang klan-klan lain sangat antusias. Dia sangat ingin tahu kehidupan dan peradaban di luar bangsa Saragas. Dalam musyawarah para tetua dan Ksatria, Eli meminta izin dibukakan portal ke luar Saragas. Akan tetapi permintaannya ditolak.

Hingga empat jam setelah itu, Eli memutuskan menerobos portal bawah laut. Ke-12 Ksatria mencoba menahannya, tapi Eli berhasil lolos melewati pertahan Sagaras dan muncul di dasar lautan Klan Bumi dalam keadaan buruk dan terluka.

Beruntung dia diselamatkan oleh seorang pemuda. Dia seorang pemuda yatim piatu yang kaya raya dan tinggal sendirian. Sehingga tanpa disadari, setelah lima tahun Eli memutuskan tinggal di kota itu, dia dan pemuda tersebut menikah.

Yups, pemuda itu Ayah Ali yang blasteran antarbangsa. Di dalam tubuhnya mengalir darah Klan Bulan, Klan Bumi, Klan Matahari, Klan Komet Minor, juga mewarisi kode genetik bangsa Ceros.

Namun diusia enam bulan kandungan Eli saat itu, Ayah Ali menyadari sesuatu. Dia merasa ada masalah serius pada tubuhnya dan berdampak pula dengan kandungan Eli.

Semua dilatarbelakangi oleh genetik Ceros Ayah Ali. Sebab walaupun mewarisi genetik Ceros, Ayah Ali tidak bisa berubah wujud seperti Ceros pada umumnya. Penyebutan itu diistilahkan sebagai Ceros “kerdil” sebab hanya sebagian tubuh saja yang bisa berubah.

Fakta menyedihkannya adalah genetik Ceros kerdil tidak berusia panjang. Karena kode genetik itu tidak sempurna, sehingga pada usia tertentu kode genetik dapat menyerang balik inangnya. Jika sang ayah merupakan genetik Ceros kerdil, maka bayi itupun akan mempunyai genetik Ceros kerdil pula dan berita meyedihkannya lagi sang bayi hanya bisa bertahan tujuh jam setelah dilahirkan.

Saat itu usia kandungan Eli sembilan bulan dan dia sudah menyerah karena tidak menemukan jalan keluar untuk menyelamatkan sang janin, akhirnya dia memutuskan pulang ke Sagaras untuk meminta tolong. Sebab Sagaras merupakan tempat pengetahuan dan teknologi paling maju yang dia harapkan bisa menyelamatkan janinnya.

Seminggu sebelum bayi itu lahir, Eli dan Ayah Ali membawa kapal kontainer terbesar milik perusahaan keluarga. Berlayar ribuan mil menuju tempat jangkar Sagaras.

Eli mencoba memohon untuk masuk portal kepada para ksatria, tapi ditolak dan mengusirnya dengan badai besar. Kapal kontainer yang ditumpangi Eli dan Ayah Ali terbelah menjadi dua dan meluncur deras ke dasar laut.

Namun sebelum semua benar-benar tenggelam, sebagai upaya terakhirnya untuk sang buah hati, Ayah Ali berubah menjadi ceros membawa Eli menembus lautan, membawa Eli melewati gurita raksasa, membuat gelembung air untuk menahan tekanan bawah laut. Kemudian melintasi portal dan sampai di pos penjaga.

Sesampai di pos penjaga, Ayah Ali meninggal. Eli menangis memeluk suaminya. Namun para Ksatria muncul dan tetap mengusirnya. Eli tetap memohon kepada para Ksatria supaya menyelamatkan bayinya, tapi tetap ditolak.

Hingga pada akhirnya Eli marah, dia mengamuk dan melawan ke-12 Ksatria yang ada dihadapannya tersebut.

Pos penjaga berguguran satu persatu. Eli bertarung 3 x 8 jam dan dia menang mengalahkan semuanya, bahkan benteng pertahanan Sagaras terakhir bisa ditembus. Lantas Eli mencari informasi atau apapun untuk menyelamatkan sang bayi ke kota.

Namun setengah perjalanan, ketubannya pecah. Eli jatuh terduduk dan mengalami kontraksi. Pada saat genting, Kakek Ban membantu Eli membawanya ke rumah salah satu penduduk dan melupakan masa lalu yang terjadi. Sebab menyelamatkan kehidupan adalah prinsip penting Sagaras dan itu lebih penting dibandingkan peraturan dan hukum.

Kakek Ban cukup lega ketika para Ksatria setuju untuk melahirkan janin kandungan Eli. Namun Eli harus menerima syarat yang menyakitkan. Dia harus dipisahkan dari bayinya.

Setelah melahirkan Eli pingsan, bahkan dia tidak tahu bila bayinya selamat. Teknologi Sagaras berhasil memperbaiki genetik Ceros kerdil yang dimilikinya, kemudian Kakek Ban memutuskan untuk bertanggung jawab marawat sang bayi di luar Sagaras sebab bayi itu merupakan Klan Bumi.

Setelah siuman Eli kembali ke rumah orang tuanya. Dia kembali menjadi Ksatria Sagaras meski tidak aktif lagi. Eli memilih bertani, mengurus lahan milik orang tuanya bersama petani lainnya.

Hingga bertahun-tahun kemudian, dia berhasil bertemu dengan anaknya–Ali beserta teman-teman petualangnya.

  

Post a Comment

0 Comments