Afeksi, Sang Penawar (Review Drama Korea Happiness 2021)

Sebelum mereview Drama Korea Happiness, saya ada satu pertanyaan untuk Teteman. Apabila di lingkungan Teteman terjangkit virus zombie dan hampir seluruhnya terinfeksi, apa yang akan dilakukan?

Mengunci pintu rapat-rapat ataukah memilih keluar mencari pertolongan?

Em, kalau saya sih semoga kisah tersebut hanya ada di drama, hehe. 

Happiness merupakan drakor yang telah tayang dari 5 November 2021. Drakor ini bergenre aksi-fantasi yang terdiri dari dua belas episode. Drama yang disutradarai oleh Ahn Gil-ho ini menggaet  Han Hyo Joo dan Park Hyung Sik sebagai pemeran utamanya loh!

Walaupun Happiness sudah lama berakhir, drama korea ini masih menerima banyak cinta dari penontonnya loh! Happiness menerima peringkat 8 Top Dunia dan menerima peringkat tinggi di 26 negara. Wah, keren ‘kan?

Memangnya Happiness bercerita tentang apa sih? 

Kisah Happiness diawali oleh kesalahpahaman warga sekolah terhadap Jun Yi Hyun (diperankan Park Hyung Sik)  yang tengah duduk di atap gedung SMA-nya. Dia yang sebatas mencari udara segar, malah disalahpahami ingin bunuh diri.

Sebab mereka mengira, Yi Hyun ingin mengakhiri hidup karena cidera kaki yang membuatnya tidak bisa lagi bermain bisbol. Yi Hyun merespon warga sekitar hanya dengan bergeming bahkan tidak menggubris polisi yang memintanya untuk turun dan tidak melakukan hal yang bisa mencelakai dirinya.

Namun tiba-tiba datang seorang gadis berseragam. Dia menerobos polisi dan meminta petugas tersebut untuk sedikit menjaga jarak, sedangkan dia malah mendekati dan duduk disamping Yi Hyun.

Gadis itu bernama Yoon Sae Bom (diperankan oleh Han Hyo Joo). Kehadiran Sae Bom seolah-olah ingin membantu petugas yang kesulitan menangani Yi Hyun. Akan tetapi, dia merasa kesal karena tidak bisa pulang oleh tingkah kekanak-kanakan Yi Hyun.

Memang sih Sae Bom dan Yi Hyun sedikit membahas impian masa depan mereka, bahkan Sae Bom juga sempat menyinggung kecelakaan yang membuat Yi Hyun tidak bisa menjadi atlet bisbol. Sehingga Sae Bom pun menyarankan Yi Hyun untuk tidak memfokuskan mimpi yang telah lalu, sebab mereka masih mempunyai banyak pilihan masa depan. 

Namun dibalik sikap bijak Sae Bom, dia mencari kesempatan untuk mendorong Yi Hyun ke arah bantalan parasut yang sudah disiapkan petugas kepolisian. Sae Bom tanpa aba-aba mendorong Yi Hyun dan berhasil menyelesaikan misinya–segera pulang ke rumah, haha.

Tahun berganti, kini Sae Bom bekerja sebagai polisi. Dia seorang polwan yang gigih dan berani dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Sae Bom juga ingin hidup mandiri, salah satunya mempunyai tempat tinggal sendiri. You know-lah tempat tinggal di korea sangat mahal. Sehingga dia berupaya mencari batu loncatan untuk mewujudkan keinginannya tersebut.

Kebetulan pada saat itu ada pemberitahuan tentang Unit Sewa Umum untuk Polisi di Apartemen Le Ciel. Walaupun sewa umum untuk polisi, tapi mempunyai syarat seperti menilai pelamar berdasarkan senioritas, jumlah keluarga, status pernikahan dll. Dari berbagai syarat tersebut tapi jumlah penangkapan dan evaluasi yang paling penting.

Suatu ketika, ketika Sae Bom dan salah seorang rekan timnya sedang melatih junior terjadi kasus yang cukup pelik. Sae Bom melihat sendiri juniornya sedang menyerang teman sejawatnya. Dia menggigit seolah-olah sejawatnya itu hidangan yang sangat lezat.

Sae Bom yang melihat pun tak diam saja, dia mencoba meyelamatkan dan berupaya menyadarkan junior yang menyerang tersebut. Setelah berhasil melepaskan cengkraman junior yang beringas, Sae Bom meminta rekan timnya membawa sejawat junior yang terluka dan meminta tolong untuk memanggil tim lainnya.

Akan tetapi tidak semudah itu, junior yang menyerang itu terlalu beringas untuk dihadapi Sae Bom sendirian. Alhasil keduanya bertarung jarak dekat dengan junior yang berupaya menggigit leher Sae Bom. Namun beruntung, Sae Bom memutuskan untuk mengangkat senjatanya dan melumpuhkan juniornya.

Namun sayang, Sae Bom baru menyadari tangan kanannya terdapat cakaran dari junior. Sae Bom yang masih terkejut, tiba-tiba didatangi dan dibawa oleh Letnan Kolonel Han Tae Seok dari Pusat Manajemen Krisis CDCH untuk melakaukan tes. Sae Bom dikhawatirkan terinfeksi  virus mematikan dari juniornya tersebut.

Sae Bom menjelani berbagai tes di Universitas  Wonjung. Btw, universitas ini digunakan sebagai tempat isolasi orang-orang yang terinfeksi, baik yang digigit maupun dicakar. Asrama di Universitas Wonjung bahkan penuh dengan orang-orang yang terinfeksi, mereka dikurung tanpa ada kontak dengan orang yang sehat. Mirip dengan bangsal rumah sakit, tapi isinya para zombie.

Enggak tahu alasan mengapa Universitas Wonjung digunakan sebagai tempat isolasi. Namun sepertinya universitas sudah lama tidak digunakan, sehingga dimanfaatkan sebagai tempat isolasi dan penelitian untuk menemukan obat virus mematikan tersebut. 

Fyi, obat dari virus ini belum ditemukan. Jadi orang-orang yang terjangkit di sini pun enggak ada harapan untuk sembuh. Mereka dijadikan penelitian dan Letnan Kolonel Han hanya bisa meredakan orang yang terjangkit, tapi bisa kambuh lagi. Ngomong-ngomong penelitian ini pun dilakukan diam-diam untuk mengurangi panik dan khawatir masyarakat.

Beruntung! Sae Bom dinyatakan negatif. Akhirnya dia diizinkan bebas. Namun Letnal Han meminta tolong Sae Bom untuk bersedia melakukan tes dua minggu sekali untuk dilakukan penelitian terkait lukanya pun alasan mengapa Sae Bom bisa dinyatakan negatif. Btw, bisa dikatakan Sae Bom dapat menjadi salah satu kunci kesuksesan penemuan obat virus tersebut.

Menimbang dan memikirkan bila dia cukup berjasa untuk negaranya, Sae Bom meminta Letnan Han untuk memberikan poin untuk keprofesionalannya dalam bekerja. Letnan Han setuju. Akhirnya, Sae Bom menemukan sedikit celah untuk mendapatkan poin Apartemen  Le Ciel.

Dalam perjalan keluar gedung universitas, Sae Bom bertemu dengan Yi Hyun. Dia sangat mencemaskan Sae Bom karena tiba-tiba dibawa paksa Letnan Han.

Eh! Ngomong-ngomong soal Yi Hyun, semenjak mereka mengobrol di atap gedung sekolah keduanya menjadi akrab dan berteman. Selain itu Yi Hyun alih-alih terhanyut oleh mimpinya sebagai pemain bisbol dimasa lalu, kini dia mengikuti jejak Sae Bom, menjadi polisi yang sedang menangani kasus serupa–tentang penemuan orang yang terjangkit virus. 

Sae Bom yang terharu mendapatkan perhatian dari Yi Hyun, akhirnya muncul satu pemikiran yang cukup nekat. Melihat Yi Hyun yang sedang berjalan menghampirinya setelah bertemu dengan Letnan Han, Sae Bom berkata, “Haruskah kita menikah?”

Yi Hyun yang mendengar hal itu cukup terkejut. Dia bahkan menjelaskan bila ajakan untuk berpacaran dulu hanya candaan. Btw, sepertinya harga diri Yi Hyun sangat terluka karena pernah ditolak langsung oleh Sae Bom, tepat setelah dia selamat dari atap gedung sekolah. 

Akan tetapi lama-lama Yi Hyun menyetujui. Sebab tahu alasan Sae Bom adalah mengincar Apartemen Li Ciel. Walau pada dasarnya Yi Hyun masih mencintai Sae Bom, tapi dia memilih memendamnya sendiri jika hal tersebut bisa membuatnya tetap berada di dekat Sae Bom. Lantas kini lengkap sudah poin yang didapat Sae Bom. Apartemen Li Ciel sudah di depan mata.

Hari pindah rumah pun tiba, sekarang Yi Hyun dan Sae Bom dilabeli sebagai “sepasang suami istri” oleh penghuni apartemen. Em, yaa bagaimana yaa mereka ‘kan hanya pura-pura, haha. Acara pindah rumah pun lancar, begitu pun akting Yi Hyun dan Sae Bom ketika ibunya menelepon. Wah, gila sih ini, bahkan keluarganya pun belum tahu kalau mereka pura-pura.

Namun kebahagiaan Sae Bom yang memiliki rumah baru tidak bertahan lama. Sebab tanpa mereka sadari, virus menular (zombie) telah mengepung penghuni Apartemen Li Ciel.

Awal kemunculan virus diakibatkan oleh pil bernama Next yang menurut orang-orang dipercaya dapat menambah daya konsentrasi. Pil yang pada awalnya digunakan sebagai antivirus selama COVID 19, sebenarnya telah ditarik dari edaran karena mempunyai efek samping seperti kecanduan, halusinasi, perubahan suasana hati. 

Namun sayang, pil yang telah dikonsumsi jangka panjang malah membuat orang-orang kehilangan kewarasan dan mulai menggigit secara brutal seperti zombie.

Mereka yang terkontaminasi akan merasa dahaga yang tidak terpuaskan. Air tidak akan cukup. Sekalipun kembali normal, orang yang terinfeksi akan kambuh lagi, merasa haus dan menggila lagi.

Letnan Han yang mengetahui informasi tentang merebaknya virus langsung menutup jalur keluar masuk wilayah Apartemen Li Ciel bahkan sekitarnya. Penghuni hanya bisa bertahan hidup di dalam lingkungan dengan bantuan sembako dari pihak terkait. 

Letnan yang pada awalnya hanya ingin mengisolasi selama beberapa hari saja, kini penghuni tidak tahu sampai kapan isolasi akan berakhir. Sebab virus semakin merebak, tapi kebutuhan pokok semakin menipis. Enggak hanya itu, Letnan Han bahkan memutus aliran listrik pun kontak komunikasi apapun yang berkaitan dengan wilayah terisolasi.

Walaupun penghuni gedung Apartemen Li Ciel tidak terlalu banyak, tapi kepribadian mereka membuat situasi menjadi sangat genting. Sebab ada yang egois, masih memikirkan kekuasaan, dan keselematan diri sendiri, sosiopat dan lain-lain. Sehingga Sae Bom dan Yi Hyun yang sejak awal telah berkontribusi banyak pada keselamatan masyarakat pun tidak bisa berbuat apa-apa.

Review Drama Korea Happiness 2021

Mereka bahkan saling serang, tidak berterus terang bila salah satu pihak keluarga ataupun diri sendiri telah digigit ataupun dapat cakaran dari orang yang terkontaminasi. Akhirnya, satu persatu penghuni terinfeksi dan saling menyakiti satu sama lain.

Hingga pada akhirnya pun Yi Hyun mendapatkan luka karena melindungi orang-orang terkasihnya. Dia tetap melindungi Sae Bom sampai detik terakhirnya, sebelum berubah menjadi zombie. Sebab sebelum virus itu menyebar dalam tubuhnya, Yi Hyun meminta Letnan Han membawa pergi Sae Bom dan orang yang masih bisa diselamatkan dari apartemen.

Fyi, sejak awal Letnan Han meminta Sae Bom pergi dari apartemen, tapi dia tidak mau. Karena Letnan Han sejak awal tidak berterus terang bila didalam tubuh Sae Bom ada antibodi virus tersebut. Itulah alasan mengapa Sae Bom negatif dites pertama. Kemudian Letnan Han ingin mengembangkan antibodi tersebut untuk masyarakat. 

Begitu sih bilangnya, tapi dibalik semua itu Letnan Han pun mencari obat untuk kesembuhan sang istri. Dia digigit oleh atasannya yang cukup berkuasa dan petinggi yang terinfeksi lainnya. Letnan Han sejujurnya tidak berencana menyembuhkan petinggi-petinggi yang memanfaatkannya tersebut, tapi untuk kesembuhan istri dan bayi yang ada dikandungannya, juga untuk masyarakat yang masih bisa diselamatkan.

Setelah kesehatan Sae Bom dirasa cukup pulih dari perangnya di Apartemen Li Ciel. Sae Bom bernegosiasi dengan Letnan Han. Dia meminta untuk dibebaskan karena ingin menyelamatkan Yi Hyun.

“Beritahu dunia untuk menunggu. Jika aku kehilangan dia, aku mungkin benar-benar hancur.”

 - Ucap Sae Bom kepada Letnan Han.

Saya kira karena ketulusan Sae Bom kepada Yi Hyun, membuat Letnan Han pun tahu bagaimana rasanya berjuang untuk seorang terkasih. Sama halnya Letnan Han kepada istri dan cabang bayinya. Sehingga pada saat itu Letnan Han membantu Sae Bom kabur, memfasilitasi kendaraan dan satu obat antibodi untuk Yi Hyun. Pada awalnya ada dua obat antibodi, satunya lagi Letnan Han gunakan untuk disuntikkan kepada sang itri.

Para petinggi yang mengetahui Sae Bom kabur dan antibodinya lenyap, membuat mereka marah. Namun kini Letnan Han memilih tidak ingin diperbudak oleh petinggi yang terinfeksi dan membiarkan mereka terinfeksi sebagaimana mestinya. Kini pemegang kendali penelitian sepenuhnya dipegang oleh Letnan Han. 

Sae Bom yang mendapatkan bantuan Letnan Han dengan mudah masuk wilayah Apatemen Li Ciel yang dijaga ketat. Setelah berhasil masuk, dia langsung mencari Yi Hyun. Saat mendekati rumah mereka, Sae Bom melihat Yi Hyun yang membela diri dari salah seorang penghuni yang mencoba membuat Yi Hyun menjadi zombie. Yi Hyun mencoba sekuat tenaga agar tidak terprovokasi dan memilih pergi ke rumah.

Sae Bom yang berhasil menaklukkan pengguni provokator itu langsung menghampiri Yi Hyun yang meringkuk di atas sofa sembari menutupi tubuhnya. Yi Hyun mencoba agar virus zombie tidak mengambil akal sehatnya.

Kemudian Sae Bom tanpa takut menghampiri Yi Hyun, menenangkan sembari memeluknya bila semua akan baik-baik saja. Lantas Sae Bom mengatakan bila dia ingin hidup bersama Yi Hyun, seperti yang Yi Hyun ungkapkan divideo perpisahan yang dia persiapkan dan titipkan kepada Letnan Han untuk Sae Bom jika berhasil keluar dari Li Ciel.

“Yi Hyun, aku kembali. Aku menyadari ketika kau mengatakan bahwa sebuah rumah tergantung dengan siapa kau bersama. Aku akan tinggal bersamamu mulai sekarang. Tetaplah bersamaku.”

Setelah penelitan dan pengawasan dipegang kendali oleh Letnan Han dan bantuan dari Sae Bom, pemulihan dan perkembangan penelitian pun beransur-ansur membaik. Sebab ada salah seorang penghuni yang mempunyai antibodi seperti Sae Bom yang bisa dijadikan obat antibodi. 

Penghuni juga dapat dikendalikan dan situasi mulai membaik. Hingga satu tahun berlalu, virus zombie musnah dan kehidupan masyarakat berjalan normal. Begitu pula kehidupan baru Yi Hyun dan Sae Bom.

Well seperti halnya judulnya, drakor ini berakhir dengan happiness. Kemudian apa sih yang bisa saya ambil dari drama korea bertema virus ini?

Satu fakta yang begitu melekat dan berkesan, bila kasih sayang: perasaan saling peduli dan mengasihi merupakan obat dari berbagai penyakit. Saya amati dari tokoh Yi Hyun yang berhasil sembuh dari rasa kasih Sae Bom. 

Begitupun dengan penghuni lain, satu keluarga bahkan memilih diam di rumah sampai mendapat bantuan. Ibu dan anak terinfeksi sedangkan sang bapak dengan telaten menjaga mereka seolah tidak terjadi apa-apa dan tidak ada perubahan apapun. Mereka berhasil diselamatkan.

Pun ada kakak beradik, sang kakak yang terinfeksi dan terjebak dalam situasi yang rumit juga demikian. Dia beransur membaik mendapatkan rasa kasih dari sang adik. Walaupun sebelum kejadian, mereka sering bertengkar. Kini mereka juga selamat.

Dari beberapa contoh yang saya paparkan di atas, saya menyadari satu hal betapa dahsyatnya efek dari kasih sayang dan betapa beruntung orang-orang yang mempunyai perasaan tersebut. Saya enggak berpikir hal ini hanya terjadi di film atau drakor saja kok! 

Sebab dalam kehidupan, afeksi memang kebutuhan dari manusia. Manusia itu butuh apresiasi. Manusia itu perlu pengakuan dan manusia itu perasa, titik tanpa tapi.

Hikmatul Ika

Manusia yang menyukai dunia kepenulisan, baik sebagai blogger dan Pengarang.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form