Kembali Dimulai dari Nol

Terlalu idealis sepertinya, membuat saya suka mengotak-atik blog yang telah menemani selama beberapa tahun ini. Padahal tahu sendirilah, mengotak-atik blog dapat mengubah banyak hal pun harus membuat saya kembali ke titik nol atau memulai dari awal.

Memang sih, blog Titik Literasi bukanlah blog besar. Kendati demikian saya tetap bersyukur mempunyai blog ini, begitupun suka duka yang telah dilalui. Seperti halnya pengalaman yang akan saya bagi kali ini.

Ada kalanya mungkin ada yang sadar atau cuek-cuek saja, haha. Satu perubahan krusial pada blog. Sebab antara nekad dan sedang uji nyali, saya memutuskan untuk mengubah domain blog.

You know-lah, pada awalnya blog ini beralamat domain nama lengkap saya yang panjangnya seperti rel kereta api. Kemudian saya mendapatkan bisikan gaib untuk mengubahnya menjadi https://titikliterasi.blogspot.com (yang masih setia dengan hal gratisannya, ups!) hahaha.

kembali-dimulai-dari-nol

Memangnya apa sih yang berubah setelah saya mengganti nama domain blog?

Menurunnya Traffic

Sebelumnya yang perlu diketahui, domain itu ibarat alamat rumah kita. Jadi bisa dibayangkan bila seseorang ingin pergi ke rumah kita, tapi kita telah pindah rumah ke alamat yang baru. Bagaimanakah kiranya, pasti bingung dan mencari alamat lain toh?

Begitu pulalah dengan pengunjung alamat lama domain saya. Mereka akhirnya menghilang tak tersisa. Ada kemungkinan mereka kebingungan karena rumah lama tidak lagi berpenghuni dan mereka meyakini sang penghuni telah meninggalkan rumah tersebut selama-lamanya. Padahal yang terjadi sang pemilik rumah memilih alamat rumah baru.

Bisa disimpulkan sendirilah yaa, satu hal paling krusial mengganti alamat domain adalah kehilangan traffic yang akan berpengaruh pula pada rank di halaman google. Ibaratnya nih, berganti rumah berganti pula isi dan keseluruhannya.

Perlu Mengindeks Ulang

Beberapa postingan lama perlu diindeks ulang agar terbaca oleh mesin pencarian google. You know-lah, alamat domain diganti, berarti perlu diindeks ulang pula postingan-postingan sebelumnya.

Dalam hal ini, saya mencari cara cepat untuk mengindeks ulang semua postingan, tapi belum menemukan caranya. Maklum saya masih awam dalam dunia per-bloger-an. Jadinya yaa secara manual meski tidak semua hanya beberapa postingan yang menurut saya banyak dicari.

Mendaftar Ulang Domain ke Google AdSense

Ini nih yang paling menegangkan, hahaha. Selama mendaftar ulang dengan alamat domain baru, saya telah ditolak tiga kali. Padahal pertama kali mendaftar pada alamat domain pertama, saya tidak mengharapkan apa-apa. Eh, bahkan pada waktu itu saya tidak tahu cara dan apa kegunaan Google AdSense. Sebatas iseng, ikut-ikutan dan diterima, Alhamdulillah. Ternyata seiseng itu saya bermain-main dengan google ya? hahaha.

Penolakan pertama saya kira karena terlalu terburu-buru. Sebab pada saat itu alamat baru belum ada pengunjung dan postingan, tapi saya nekad mendaftar Google AdSense. Jadinya yaa ditolak dong!.

Kedua pun sama, karena kurangnya pengunjung dan belum ada postingan. Ketiga diblog sudah ada beberapa postingan, tapi saya masih terlalu terburu-buru untuk mendaftar kembali.

Jujur, pada saat itu cukup gugup. Karena setelah membaca pengalaman-pengalaman para suhu mendaftar ulang AdSense katanya sih mudah. Namun coba lihat saya, sudah ditolak tiga kali. Apanya yang mudah coba, suhu?

Kemudian pendaftaran keempat, saya putuskan untuk menunggu beberapa minggu dari pesan penolakkan sebelumnya. Kira-kira satu, dua minggu dengan mencoba memposting artikel secara rutin. Memang sih, traffic-nya belum banyak. Akan tetapi satu bulan kemudian saya mendapatkan pesan manis dari Google AdSense. Saya sangat bersyukur, diterima didetik-detik ingin menyesali keputusan ini, hahaha.

Selain ketiga hal krusial tersebut, saya juga perlu mendaftar ulang domain di Google Publisher, Google Search Console dan mengubah Google Analytics. Cukup melelahkan memang, tapi di sisi lain cukup puas dengan tekad saya sebelumnya. Eksperimen saya mengubah domain sekiranya cukup berhasil, Alhamdulillah.

Sudah tahu seribet itu kenapa memutuskan tetap mengganti nama domain sih?

You know-lah, saya terlalu idealis dan keras kepala. Saya pun sudah membaca akibat dan dampak bila melakukan hal tersebut dari berbagai pengalaman para bloger. Namun saya telah meyakini diri, bila semua ada resikonya dan harus menerima bagaimana pun hasil akhirnya.

Sejujurnya sih, saya kira tidak akan menyesal bila pun hal-hal di atas tidak berjalan lancar. Enggak tahu kenapa, saya suka sekali bereksperimen dengan blog yang saya miliki ini.

Kalau begitu kenapa enggak langsung menggunakan bloger yang berbayar?

Entahlah, belum terpikirkan. Saya masih nyaman walaupun dengan bloger gratisan.

Well... begitulah hal-hal krusial dari pengalaman saya mengganti nama domain beberapa bulan lalu. Emmm, saya kira tidak merekomendasikan hal ini kepada Teteman yang sudah mulai serius ngeblog dengan SEO yang sudah bagus. Yah, tahu sendirilah resikonya nanti hehe.

So, semoga pengalaman saya pun bisa menjadi bahan pertimbangan bagi Teteman yang mempunyai kelakuan “mirip” dengan saya yaa, hehe. Namun bila memaksa melakukan hal yang sama, yaa enggak apa-apa sih! Resiko ditanggung penumpang~ see yaa!

Hikmatul Ika

Manusia yang menyukai dunia kepenulisan, baik sebagai blogger dan Pengarang.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form