Gurindam dan Eksistensinya di Masa Kini

Siapa nih yang masih ingat dengan gurindam?

Kalau diingat-ingat pertama kali mendengar kata gurindam pada masa SD, kendati enggak begitu mempedulikan. Ketika SMP pun demikian, enggak terlalu ingat. Kemudian di masa SMA inilah, saya baru sadar ternyata gurindam cukup menarik untuk dimaknai. 

Memangnya gurindam itu apa sih?

Contoh-contoh-gurindam

Gurindam adalah sajak dua baris yang mengandung petuah atau nasihat dan menunjukkan hubungan sebab akibat.  

Nah, contoh gurindam yang paling populer berjudul Gurindam 12 karya Raja Ali Haji. Eh, tunggu! Kalau saya cermati lagi, sampai detik ini belum ada buku atau karya sastra gurindam selain “Gurindam 12 karya Raja Ali Haji”. Sehingga bisa jadi, hingga saat ini Gurindam 12 menjadi satu-satunya karya yang belum mempunyai generasinya.

Dalam karya sastra Raja Ali Haji tersebut, terdapat nilai berbagai kehidupan baik sosial, budaya juga agama. Akan tetapi, melihat latar belakang Raja Ali Haji yang merupakan seorang ulama, banyak dalam karyanya yang berlandaskan agama Islam sebagai upaya menyiarkan agama pada masanya.

Kalau enggak salah karya sastra klasik tersebut diterbitkan pada 1854. Walaupun demikian isi dan nilai yang terkandung di dalam Gurindam 12 masih relevan dengan zaman sekarang. Saya kira pun akan tetap eksis disepanjang zaman. Kendati hanya dinikmati saat kegiatan belajar mengajar (KBM) seperti pengalaman saya pada waktu itu.

Saya tidak tahu, apakah di zaman sekarang masih ada penikmat karya sastra klasik satu ini. Akan tetapi bagi pribadi saya, gurindam masih eksis. Sebab gurindam selalu membuat saya merenungkan banyak hal–terutama makna kehidupan dan manusia, pun keberadaannya.

Saya memang bukanlah seseorang yang mahir menulis gurindam. Namun perkenankanlah untuk menunjukkan beberapa karya gurindam yang telah saya tulis berikut ini.


Gurindam dengan tema “Budi Pekerti”

Bertuturlah dengan sopan

Kelak kau pemegang masa depan


Gurindam dengan tema “Percintaan”

Lihatlah dari hatinya

Maka hidupmu akan bahagia


Gurindam dengan tema “Sosial”

Pikir terpedaya teknologi

Muda-mudi jarang berinteraksi


Gurindam dengan tema “Lingkungan”

Insan suka reboisasi

Bumi pun indah berseri


Gurindam dengan tema “Pendidikan”

Jika ilmu dipandang sesaat

Maka kurang bermanfaat



Hikmatul Ika

Manusia yang menyukai dunia kepenulisan, baik sebagai blogger dan Pengarang.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form