Penjelajah Dunia Kepenulisan (Review Buku 101 Dosa Penulis Pemula karya Isa Alamsyah)

“Tulis aja dulu, ngeditnya belakangan”

Mungkin teteman sudah enggak asing lagi sih dengan pernyataan itu? Apalagi buat yang sering kali mengulang pertanyaan, “Kiat-kiat menjadi penulis itu bagaimana sih?” atau “Saya sudah menulis eh baru dapat satu paragraf mengalami write’s block!”

Review Buku 1001 Dosa Penulis Pemula karya Isa Alamsyah




Memang sih yaaa beda orang beda juga permasalahannya. Akan tetapi, bisa enggak sih bila beberapa permasalahan tersebut diatasi dengan mengikuti seminar kepenulisan, tanya-tanya kepada penulis senior, atau lebih sederhananya dapat diatasi dengan sebuah buku saja?

“Hahhh?! Diatasi dengan sebuah buku saja? Eh ngawur nih Author Titik Literasi! Mana ada Thor? Masalah kita sudah bejibun, belum lagi naskah yang harus dibedah karena kesalahan diksi, tata bahasa, keefektifan kalimat dan bla bla bla, Si Author malah ngajak bercanda. Enggak lucu Thor, serius!”

Well, kali ini saya dalam sesi serius teteman. Mode serius terkhusus bagi teteman yang memang ingin menjadi penulis. Mohon digaris bawahi bila ada satu atau beberapa kalimat yang mungkin terkesan menggurui, saya tidak bermaksud demikian atau bersikap sok tahu pada bidang ini karena sesungguhnya juga masih belajar. Jadi harap dimaklumi, saya hanya ingin membagi pengalaman kepada teteman. Okay?




Mungkin sebagian dari teteman sudah tahu saya merupakan seseorang yang masih amatiran dalam bidang kepenulisan. Bisa dilihat dong dari beberapa unggahan di blog ini? Dari keamatiran ini saya telah menjelajahi dunia literasi, ikut event sana sini dan pernah juga ikut workshop menulis waktu sekolah, bahkan mengikuti grup-grup belajar menulis daring yang kini cukup banyak tersedia di media sosial (yaaa meskipun hanya menyimak saja). Dari penjelajahan tersebut saya pikir sudah pada tingkatan “mahir”, tetapi setelah membaca buku 101 Dosa Penulis Pemula ternyata apa yang disebut “mahir” itu salah besar. Terlampau banyak dosa yang saya perbuat dalam menulis dan bahkan sampai saat ini masih banyak sekali yang perlu dibenahi dan diubah.

Contoh kecilnya nih, bangaimana meminimalisasi penggunaan kata yang sama pada satu paragraf. Hal tersebut memang terkesan sepele sih, namun cukup berdampak karena kata yang diulang-ulang bisa membuat bosan pembaca dan tentu saja merusak tatanan bahasa dalam keefektifan kalimat.

“Jadi solusinya gimana Thor?”

Solusinya yaaa teteman bisa belajar dari buku 101 Dosa Penulis Pemula ini. Bukannya saya melarang teteman yang notabene lebih menyukai ikut ke seminar, atau segala macamnya. Hanya saja, dalam buku ini menurut saya sudah lengkap teteman. Jadi dengan memiliki buku ini cukup bisa meredam semua keresahan-keresahan yang diulas sebelumnya.

Enggak perlu takut bahasanya formal, Pak Isa menyampaikannya dengan sangat komunikatif kok meski pembahasannya mengenai tata bahasa dan ejaan enggak bakalan seruwet belajar Bahasa Indonesia waktu di sekolah, serius deh! Nilai plusnya lagi, dalam buku ini diberi contoh kata atau kalimat yang salah dan langsung diberikan contoh pembenarannya dengan sangat mudah dipahami.

“Enggak perlu ikut seminar-seminar lagi kah Thor?”

Seperti sebelumnya, kalau teteman yang belum puas dan masih ingin tahu banyak hal mengenai kepenulisan dan menambah pengalaman lagi sih enggak apa-apa ikut banyak seminar. Akan tetapi teteman, 101 Dosa Penulis Pemula ini saja sudah merupakan intisari dari workshop kepenulisannya Asma Nadia, apa enggak mantap tuh?





Buku ini seperti yang enggak bakalan bisa tergerus zaman, gitu loh. Masih enak dipelajari meski sudah banyak buku Pak Isa yang lainnya. Saya beli lima tahun yang lalu, sampai sekarang masih menjadi salah satu sumber pegangan bila kekhilafan tiba-tiba muncul (hehehe).  Kuy yang mau belajar jangan lupa buku ini wajib menjadi salah satu koleksi teteman dan semuanya! Salam literasi!

Hikmatul Ika

Manusia yang menyukai dunia kepenulisan, baik sebagai blogger dan Pengarang.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form