Si Babi Hutan dan Maria, Menikah? (Review Novel gnaluP Pergi karya Tere Liye)


Setelah sekian lama penasaran bagaimana kisah Si Babi Hutan dengan Maria, kini sang pengarang Novel Pulang dan Pergi telah merilis kelanjutan novel berjudul Pulang Pergi. Bagi teteman yang selalu cek-ricek update-annya Bang Tere di media sosial pasti sudah tahu dong? Apalagi dalam kisah kali ini Si tokoh dalam Negeri Di Ujung Tanduk dan Negeri Para Bedebah ikut bergabung. Ingat? Ituloh si Thomas konsultan keuangan paling andal dan kini sedang membantu salah satu anggota shadow economy. (Btw, nasib Thomas dengan si reporter bagaimana ya? Ada yang tahu? Hehehe  maaf, salah fokus)

Review Novel Gnalup-Pergi karya Tere Liye

Okay kembali ke Si Babi Hutan!

Dalam cerita sebelumnya, Bujang memutuskan untuk berhenti menjadi Tauke Besar Keluarga Tong dan digantikan oleh Basyir. Menjelang akhir cerita pun sedikit digambarkan bagaimana keresahan Bujang setelah berhasil memenangkan duelnya dengan Maria, yang lantas dia memberikan gelang berharganya kepada Bujang sebagai tanda kesepakatan.

Kisah selanjutnya keresahan Bujang semakin menjadi-jadi nih. Diceritakan setelah berhenti menjadi Tauke Besar Bujang pulang dan berkunjung ke pusara Bapak dan Mamaknya. Di sana dia kembali mengingat kenangan lama juga awal pertama kali bergabung dengan Keluarga Tong. Akan tetapi tak lama kemudian datang sebuah helikopter pembawa pesan yang membuat Bujang kesal. Helikopter itu tak lain merupakan suruhan Krestniy Otets yang mengingatkan Bujang untuk tidak lupa pada jadwal pertungannya dengan Maria.

Sampai di sini teteman timbul pertanyaan enggak sih, tentang mengapa Bujang harus merasa kesal dan Otets harus mengirim helikopter untuk mengingatkan pertunangannya?

Yaaa... Bujang merasa bingung, bimbang (atau lebih tepatnya tidak ingin buru-buru untuk menikah?) namun Otets–ayah Maria selalu mengirim pesan itu ke mana pun dan di mana pun Bujang berada. Hal itu dilakukan Otets karena Bujang tidak pernah membalas pesannya. Lantas pesan yang disampaikan kali ini bukan lagi mengingatkan, melainkan mengancam akan ada perang antarkeluarga bila Bujang tidak datang karena itu berarti menyakiti hati putrinya. Meski Bujang sudah bukan lagi Tauke Besar, memikirkan akibat yang akan berdampak pada antarkelurga shadow economy dan melihat bagaimana berjasanya Bratva ketika membantu menaklukkan Master Dragon, akhirnya Bujang menghubungi Edwin dan meminta tolong untuk mengantarnya ke Rusia (btw meski sudah berhenti menjadi Tauke Besar, Edwin tetap bekerja pada Bujang).

Sebelum mendarat di Rusia, nyatanya Bujang masih meminta bantuan Solonga untuk menemaninya. Dengan tujuan agar pertunangannya dengan Maria bisa dibatalkan. Mendengar hal itu, tentu Solonga tidak mau dan menawarkan keluarga Yamaguchi saja yang ikut ke Rusia. Toh, dari awal pertemuan Solonga yang sering menggoda Bujang dengan Maria, terlebih kali ini ancaman yang dilontarkan Otets juga tidak main-main.

Akan tetapi bukan Bujang namanya bila menyerah begitu saja. Ketika negosiasinya dengan Solonga semakin alot, akhirnya Bujang mengaku bahwa bukan untuk membatalkan pertunangan itu, melainkan hanya ingin acaranya diundur. Dia juga mengaku belum mengenal lebih dekat Maria, toh mereka baru pertama kali bertemu saat duel dan itu pun tiga bulan yang lalu. Bujang meminta urusannya dengan Maria tidak melibatkan orang lain. Mendengar penjelasan itu, tentu Si Kakek Solonga sumringah dan menyetujui ajakkan untuk ke Rusia. 

Sesampainya di Bandara, mereka disambut oleh Sergei yang juga sedang menunggu kedatangan Thomas. Rencananya mereka akan berangkat bersama menggunakan jalur darat–kereta super cepat dikarenakan ada badai. Dalam perjalanan ini Thomas banyak berbincang dengan Bujang, mengenai ekonomi dan sedikit nyinggung anggota shadow economy.

Hingga pukul dua malam mereka sampai dan disambut oleh Otets dan seorang pengawal wanita bernama Natascha. Mereka diarahkan ke rumah Otets, sebuah kastil yang terletak tepat di depan teluk, dan merupakan tempat lahirnya Maria sebelum akhirnya Otets membawanya ke benteng Pabrik Tulsky (tempat Bujang dan Maria duel, maskas Bratva).  Di rumah ini tak henti-hentinya Bujang meminta Solonga untuk berdiskusi dengan Otets namun sayang tidak ada kesempatan.

Sore hari pada hari pertunangan Solonga kembali menemui Otets. Dari hasil diskusi sore itu memang Otets setuju bila pertunangan malam ini dibatalkan, tapi digantikan dengan pernikahan dan telah disetujui oleh Maria. Mendengar kabar itu membuat Bujang termangu–menyatakan bahwa sudah tidak ada keajaiban untuk membatalkan semuanya.

Tiba di hari pernikahan, para undangan menyambut Bujang dengan meriah. Apalagi Otets yang sangat berbahagia meskipun kehilangan seorang putri sekaligus menemukan seorang putra. Dalam acara itu, Bujang masih tak henti-hentinya berharap adanya keajaiban. Walau di detik-detik akhir, ternyata keajaiban itu datang meski dari serangan Natascha dan Black Widow.

Siapa itu Black Widow? Black Widow merupakan pasukan elit Bratva yang terdiri dari para wanita. Tentu saja mereka bukan wanita sembarangan, seperti Natascha mereka adalah wanita terlatih dan termasuk pasukan amat mematikan yang dimiliki Bratva. What? Bagaimana bisa serangan datang dari pasukan elit Otets sendiri?

Natasha menyerang dan berdalih ingin membalas dendam kematian keluarganya, lantas Black Widow berupaya menghabisi orang-orang di sana dengan melepas tembakan. Ketika peperangan pecah, Natascha fokus kepada Otets dan mengeluarkan pisau penyembelih yang digunakan bawahan Otets 35 tahun yang lalu saat membunuh orang tua dan dua kakak laki-lakinya. Lantas sekarang dia berniat melakukan hal yang sama kepada Otets. Sergei yang saat itu berupaya untuk membela Otets diserang oleh salah satu anggota Black Widow dan tewas seketika setelah tertembak. Tak lama kemudian, Natascha menjalankan aksi balas dendamnya dengan menorehkan pisau ke leher Otets.

Melihat situasi yang semakin genting, akhirnya Bujang dkk berupaya untuk membela diri (saat itu mereka tiarap dan tersandera anggota Black Widow). Mereka mencari celah untuk melarikan diri dan menyelamatkan Maria yang juga tengah tersandera. Setelah berhasil menjalankan trik-trik bertarung akhirnya mereka berhasil keluar dari ruang utama dan melarikan diri.

Nyatanya aksi melarikan diri tidak semudah yang dibayangkan. Mereka tahu bahwa akses keluar masuk kastil pasti sudah dijaga ketat oleh Black Widow. Akhirnya Maria mengajak Bujang dkk melewati jalan rahasia kastil yang di ujungnya menuju dermaga kecil. Sayangnya rute itu bukan rahasia lagi untuk Natascha, seperti dugaan mereka sebelumnya di ujung jalan rahasia kastil sudah ada anggota Black Widow yang menanti.

Beruntung Bujang dkk berhasil melarikan diri. Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke Selatan untuk bersembunyi ke salah seorang kepercayaan otets. Namun tak lama kemudian teror kembali menghantui dan mau tak mau mereka harus kembali mencari tempat aman lagi, lagi dan lagi. 

Dalam pelarian tersebut Bujang terus berpikir, apa yang membuat Natascha begitu cepat mengetahui posisinya? Apakah dia meletakkan penyadap di baju atau senjata? Tentu hal itu tidak mungkin, selama pelarian mereka selalu berganti baju dan senjata. Lalu bagaimanakah Natascha bisa menemukan mereka? Ternyata alat pendeteksi itu berada di salah satu manik gelang pemberian Maria, itulah mengapa persembunyian Bujang selalu diketahui Black Widow. Mengetahui hal itu membuat Bujang memutuskan untuk berhenti melarikan diri dan memilih untuk menyerang. Dia tahu bila Natascha tidak sendiri, ada seseorang di balik semua perbuatan itu.

Ehem, teteman penasaran enggak siapa seseorang di balik Natascha?

Diego. Iyaaa Diego kakak tiri Bujang yang pada Novel Pergi meminta untuk bersekutu– yang tujuannya menghapus shadow economy. Namun sekarang kenapa menyerang Otets, ada apakah dengan shadow economy di Rusia?

Usut punya usut Diego mengincar salah satu senjata baru yang dikembangkan oleh Otets yakni virus. Virus tersebut sangat mematikan, hanya dengan  menumpahkan sebotol virus di satu tempat maka seluruh dunia akan tertular dan manusia akan mati. Dengan begitu Diego bisa menata peradapan dengan kehidupan yang sejahtera tanpa ada bedebah lagi. Niat jahat Diego membuat Bujang marah, walhasil mereka akhirnya bertarung di bawah tanah kastil.

Sebagai tokoh utama tentu saja Bujang berhasil menang melawan Diego, dan Bratva kembali ditaklukkan. Lantas apakah Bujang dan Maria dapat kembali melanjutkan acara pernikahan  yang tertunda?

Well, percaya deh Si Babi Hutan dan Maria memang never ending. Cerita sudah selesai pun tapi acara pernikahan mereka masih tertunda. Apakah pernikahan Bujang-Maria akan ditulis di novel selanjutnya? Emm, tapi sudah enggak masalah sih, toh kedua belah pihak sudah sama-sama terbuka, hehehe. Kita tunggu saja novel selanjutnyaaaa....

 

Cuplikan epilog



.......

“Apakah ini gelang milik, Nona Maria? Menyerahkan sesuatu kepada Maria.

Gelang biru muda itu tidak berbentuk gelang lagi, hanya setumpuk manik-manik.

“Maaf, kami tidak bisa menyelamatkannya, Nona Maria. Hanya ini yang tersisa. Gelang ini terkena tembakan.”

“Itu bukan milikku,” Maria menggeleng, menunjuk Bujang.

Letnan menyerahkan tumpukan manik-manik ke Bujang. bujang menatapnya. Menerimanya.

“Kau bisa mengembalikannya kepadaku jika kau mau, Bujang.” Maria berkata.

Mereka saling tatap sejenak.

Wajah Maria bersemu merah.

Bujang tersenyum, dia memasukkan manik-manik itu ke sakunya. Berdiri. Melangkah melintasi tukang pukul yang sibuk bekerja.

.......

Bersambung.

 

Kelanjutan Gnalup-Pergi di Novel Bedebah Di Ujung Tanduk

Kelanjutan Novel Pulang-Pergi Novel ke-6 Serial Aksi Bedebah Di Ujung Tanduk karya Tere Liye


Hikmatul Ika

Manusia yang menyukai dunia kepenulisan, baik sebagai blogger dan Pengarang.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form