Adakah yang sudah membaca novel inspiratif
Totto-cha: Gadis di Jendela? Kalau sudah bagaimana kesan dan pesannya? Kemudian
adakah gagasan lain mengenai pendidikan di negeri kita? Namun bagi yang belum membaca, semoga tulisan ini bisa menggambarka isi
dari novel ya?
Seperti
yang sudah Teteman ketahui,
judul novel ini Totto-chan: Gadis Cilik di Jendela. Nah, bisa ditembak dong
tokoh utamanya siapa?
Yups, Totto-chan anak gadis yang super imajinatif dan
mempunyai banyak sekali mimpi. Lebih tepatnya dia selalu tertarik pada banyak
hal. Namun karena rasa tahu yang besar, gadis kelas satu SD itu akhirnya
dikeluarkan dari sekolah.
Sebenarnya
dia dikeluarkan bukan karena kegemarannya yang berdiri di balik jendela sambil
melihat ke jalanan (karena kelas terletak di lantai dasar dengan jendela
menghadap ke jalanan) selama jam pelajaran berlangsung. Hal itu tidak
dipermasalahkan oleh Sang guru. Namun yang membuat jengkel ketika Totto-chan
malah memanggil pemusik jalanan dan menyuruh mereka untuk memainkan lagu yang
akhirnya membuat kelas menjadi gaduh. Saat
itu Sang guru hanya menunggu dengan sabar sampai kegaduhan selesai.
Keesokan harinya, Totto-chan berdiri lagi di jendela.
Sang guru hanya memperhatikan karena beliau sedang mengajar dan mengira kalau
Totto-chan sedang menunggu pemusik jalanan lagi. Akan tetapi, tiba-tiba Totto-chan
berteriak dan terlihat sedang berbicara dengan seseorang.
Hal tersebut tentu saja membuat Sang guru tidak bisa
melanjutkan kegiatan mengajarnya. Akhirnya sang guru menghampiri Totto-chan, tapi malah tidak melihat siapapun. Guru
itu hanya melihat sepasang burung walet yang sedang membuat sarang. Saat itu
juga Sang guru tahu, kalau gadis itu sedang berbicara dengan burung walet.
Dari
beberapa peristiwa itulah, Sang guru akhirnya memutuskan untuk sebaiknya Totto-chan dipindahkan ke sekolah
lain. Akhirnya ibu Totto-chan menyekolahkannya di Sekolah Tamoe.
Sekolah
Tamoe adalah sekolah yang unik. Bahkan, ketika sampai
Totto-chan langsung menyukainya. Ya tentu saja, karena dia akan sekolah ditempat
yang berbeda dari sebelumnya. Dia akan sekolah di kelas gerbong kereta!
Kelas barunya ini kembali menciptakan pertanyaan dan rasa
ingin tahu yang lebih. Seperti ketika ingin menemui kepala sekolah Tomoe
Totto-chan berkata pada ibu, "Pria yang akan kita temui pasti kepala
stasiun."
Namun ibu membatin, masalahnya bukan apakah Totto-chan menyukai
sekolah itu atau tidak, tapi apakah kepala sekolah mau menerimanya? Tahu sendirilah yaaa kondisi anak ajaib itu sebelumnya?
Setelah bertemu dengan
seseorang yang berperawakan tidak terlalu tinggi dengan beberapa gigi yang
sudah tanggal itu, Totto-chan diterima dengan senang hati. Dia Mr. Kobayashi
kepala sekolah Tomoe.
Bersekolah di gerbong kereta sudah cukup aneh, tapi
ternyata pengaturan tempat duduk di sekolah itu lebih aneh lagi. Di sekolah
lain setiap anak diberi satu bangku tetap, tapi di Tomoe mereka
boleh duduk sesuka hati, di mana saja, kapan saja.
Kemudian yang paling
aneh dari sekolah Tamoe adalah pelajarannya. Di sekolah-sekolah lain, biasanya
setiap jam pelajaran diisi dengan satu mata pelajaran, misalnya bahasa Jepang
untuk jam pelajaran pertama, yaitu ketika murid-murid hanya belajar bahasa
Jepang. Kemudian misalnya pelajaran berhitung di jam kedua, yaitu ketika
murid-murid hanya belajar berhitung.
Namun di Tomoe
sangat berbeda. Di awal jam pelajaran pertama, guru membuat pertanyaan mengenai
hal-hal yang akan diajarkan hari itu. Kemudian guru berkata, "Sekarang, mulailah dengan salah satu
dari ini. Pilih yang kalian suka."
Jadi tidak masalah apakah mereka memulai dengan belajar
bahasa Jepang atau berhitung atau yang lain. Murid yang suka mengarang langsung
menulis sesuatu, sementara di belakangnya anak yang suka fisika merebus sesuatu
dengan percobaan di atas api berbahan bakar spirtus.
Metode pengajaran ini membuat para guru bisa mengamati
sejalan dengan waktu, ketika anak-anak melanjutkan ke kelas yang lebih tinggi
bidang apa yang diminati anak-anak termasuk cara berpikir dan karakter mereka.
Ini cara ideal bagi para guru untuk benar-benar mengenal murid-murid mereka.
Bagi murid-murid, memulai hari dengan mempelajari sesuatu
yang paling disukai sungguh sangat menyenangkan. Fakta bahwa mereka punya waktu
seharian untuk mempelajari materi-materi yang tidak mereka sukai, menunjukkan
bahwa entah bagaimana mereka bisa bertahan menghadapi pelajaran-pelajaran itu.
Jadi, belajar di Tomoe pada umumnya bebas dan mandiri.
Murid bebas berkonsultasi dengan guru kapan saja bila merasa perlu. Guru akan
mendatangi murid jika diminta dan menjelaskan setiap hal sampai anak itu
benar-benar mengerti.
Kemudian mereka diberikan latihan-latihan lain untuk
dikerjakan sendiri. Itulah belajar dalam arti yang sebenar-benarnya dan itu
berarti tidak ada murid yang duduk menganggur dengan sikap tidak peduli
sementara guru sedang menjelaskan sesuatu.
Mr. Kobayashi-lah yang mempunyai inspirasi dan visi untuk
mendirikan sekolah yang menakjubkan itu. Dia adalah pria hebat yang yakin
bahwa pendidikan dasar anak adalah yang
paling penting.
Dalam
bukunya, Tetsuko mengatakan bahwa betapa dia merasa tertolong oleh cara Mr.
Kobayashi kepadanya berulang-ulang, "Kau anak yang benar-benar baik, kau
tahu itu kan?" Seandainya Tetsuko tidak bersekolah di Tomoe dan tidak
pernah bertemu dengan Mr. Kobayashi mungkin dia akan dicap 'anak nakal' tumbuh
dengan rasa tidak percaya diri, menderita kelainan jiwa dan bingung.
Oh ya,
ngomong-ngomong Tetsuko adalah nama asli dari Totto-chan. Nama lengkapnya
Tetsuko Kuroyanagi. Ini salah satu kisah
nyata inspiratif dalam dunia pendidikan. Bahkan,
Tetsuko Kuroyanangi sempat terpilih sebagai duta UNICEF. Hal tersebut diakuinya
sebagai rasa dedikasi dari Mr. Kobayashi kepada anak-anak.
Fyi, Totto-chan Gadis Cilik
di Jendela ini ada buku keduanya loh! Buku kedua tersebut berisi tentang
perjalanan Tetsuko sebagai duta UNICEF di belahan dunia. Buku tersebut berjudul
Totto-chan’s Children dan Teteman
bisa membaca reviewnya pada tautan berikut. Review Totto-chan’s Children.
0 Comments