Penaklukan Shadow Economy (Review Novel Pulang karya Tere Liye)

Sembari menunggu “Bedebah Di Ujung Tanduk” dirilis, yuk bahas pertemuan awal dengan Bujang–Si Babi Hutan a.k.a Agam dalam Novel Pulang!

Dari sekian genre yang ditulis oleh Bang Tere, Pulang merupakan genre aksi pertama yang membuat saya tergugah untuk membaca genre aksi lainnya. Apalagi dalam Pulang menyinggung masalah ekonomi dan politik; yang notabene anti dengan genre bacaan seperti ini. 

Waktu itu saya masih beranggapan “Ah! masih terlalu muda untuk tahu politik, biar masalah-masalah tersebut diurus oleh orang dewasa saja!” yaa mohon dimaklumi, lawong mikir PR Matematika saja susahnya minta ampun, malah mau mikir ekonomi-politik. 

Lalu, kok berani baca Novel Pulang?

Awalnya memang acak ingin baca novelnya Bang Tere dan kebetulan waktu itu Novel Pulang baru dirilis. Saya yang sudah terlanjur ketagihan dengan karya-karya beliau, tanpa perlu tengok sana-sini langsung menyisihkan uang saku dan siap-siap membawanya pulang dari toko buku. 

Lantas saat pertama kali membaca bukunya, mulailah timbul berbagai pertanyaan. Dari genre, tokoh, dan sebagainya. Bahkan dulu saya sempat mengira, bila novel ini ditulis sesuai kondisi di tahun 2015. Ketika negara sedang memanas karena pemilihan presiden.

Namun bukan hanya saya yang mengira tokoh sampingan yang muncul dalam Novel Pulang merupakan kedua kandidat calon presiden saat itu. Para pembaca juga berpikiran demikian. Akan tetapi untuk masalah ini sudah dikonfirmasi bila hanya fiksi.

Antara fiksi atau tidaknya, berkat Pulang saya jadi sedikit memikirkan ekonomi-politik. Meskipun belum benar-benar tertarik, setidaknya mendapat secuil pencerahan tentang permainan politik. 

Saking berandai-andainya mengenai alur Pulang, kadang kalau ada berita di televisi atau enggak sengaja membaca berita yang mirip dalam adegan Pulang. Saya langsung membatin, apakah ini kelakuan Bujang dan aliansi Shadow Economy di dunia nyata?

Ah! Kalau memang benar, saya merasa dibodohi. Sungguh kejamnya Mr. Dragon! Eh.

*Cukup berandai-andainya, mari kembali ke Novel Pulang!


Identitas Buku

Judul Novel : Pulang

Pengarang : Tere Liye

Penerbit : Republika Penerbit

Cetakan : III, Oktober 2015

Tempat Terbit : Jakarta

Tebal : iv +400 hlm.


Review Novel Pulang karya Tere Liye


Pulang secara singkatnya merupakan perkenalan tentang Bujang dan Shadow Economy beserta para aliansinya. Pertemuan awal Bujang dengan Tauke Muda dan misteri kehidupan kedua orang tuanya.

Dalam kisah ini Bujang diangkat sebagai anak oleh Tauke Muda dan dibawa ke ibu kota provinsi. Dia disekolahkan hingga menjadi pemuda yang cerdas dan tangguh. Sebab selain belajar tentang ilmu akademik, dia diajarkan bagaimana cara bertarung seperti petarung para aliansi shadoow economy.

Lima belas tahun usianya saat itu, ketika sang ibu (disebutnya Mamak) mengikhlaskan kepergian anak semata wayang untuk menjadi bagian dari Keluarga Tong. Meski berat hati melepas kepergian Bujang, Samad–sang bapak mencoba meyakinkan istrinya. Sebagai mantan tukang pukul kepercayaan Tauke sebelumnya, dia mempunyai hutang budi dan janji mengenai Bujang kepada Tauke Muda. Walhasil Mamak hanya bisa pasrah. Sebab memang sudah waktunya dia dijemput oleh Tauke Muda.

Hari berganti, dan Bujang menjadi pemuda yang cerdas dan tangguh. Bujang awalnya tidak diizinkan mencampuri urusan aliansi para keluarga shadow economy. Tauke menginginkan dia belajar dengan serius. Namun suatu ketika keadaan di Keluarga Tong semakin terdesak. Mereka kesulitan akibat adanya pengkhiatan dalam keluarga. Mau tidak mau, Bujang harus membela keluarga dan melindungi Tauke seperti ayahnya dulu.

Btw, kalau ada yang belum tahu apa itu shadow economy, secara singkatnya adalah ekonomi yang berjalan di ruang hitam, di bawah meja (2015:30). Oleh karena itu orang-orang pun menyebutnya black market, underground economy. Pasar gelap ini mengendalikan dan berurusan dengan pencucian uang, perdagangan senjata, transportasi, properti, minyak bumi, valas, pasar modal, retail, teknologi mutakhir, hingga penemuan medis yang tak terhingga. Tentu saja keberadaan mereka tidak dikenali oleh masyarakat, tidak terdaftar dalam pemerintah, tidak diliput oleh media massa dan mereka berada di balik bayangan.

Orang yang berkhianat dalam Keluarga Tong itu Basyir. Dia salah satu petarung andal dan kepercayaan keluarga Tong, bahkan dia juga guru Bujang. Pengkhianatan ini disinyalir sebagai balas dendam atas kematian keluarganya. Usut punya usut dulu keluarga Basyir hanya keluarga biasa, mereka hidup tentram dan berbaur dengan kelompok Arab. Namun Keluarga Tong datang dan menyerang dengan membabi buta. Incaran Keluarga Tong saat itu memang Kelompok Arab, tapi keluarga Basyir yang terlanjur berbaur bersama mereka justru menjadi korban. 

Basyir yang melihat sendiri kematian keluarganya merasa sakit hati dan akhirnya memutuskan untuk balas dendam. Bertahun-tahun dia merencanakan aksinya dan dia bersekutu dengan anak tetua Keluarga Lin untuk menghancurkan Keluarga Tong beserta Bujang.

Aksinya memang mulus, dalam pertempuran itu Basyir berhasil memporak-porandakan keadaan Keluarga Tong. Bukan hanya itu, dia berhasil membuat kelabakan Tauke Muda dan Bujang, bahkan melukai keduanya. Namun beruntung, keduanya berhasil lolos dari kepungan Basyir meski terluka parah.

Akan tetapi meski berhasil meloloskan diri, Tauke Muda tidak bisa diselamatkan. Dia tewas dalam pelarian. Bujang yang tahu kabar itu setelah siuman, begitu terpukul. Seperti yang telah diwasiatkan bapaknya, bila Tauke Muda akan menjadi satu-satunya keluarga Bujang bila suatu saat nanti Samad menjemput Mamaknya (Btw, sudah lama pula kedua orang tua Bujang meninggal).

Syukurlah, meski telah kehilangan tiga orang panting dalam hidupnya dan sempat pula berlarut dalam duka, akhirnya Bujang memutuskan untuk bangkit. Dia harus kembali mengambil alih kekuasan Keluarga Tong. Sebab kini dia bukan lagi sebagai tukang pukul, tapi sebagai Tauke Besar– penerus Tauke Muda.  

Nyatanya masih banyak anggota keluarga yang setia terhadap Keluarga Tong, bahkan mereka patuh tentang generasi penerus yang akan dipimpin oleh Bujang. Dengan kesetiaan itulah, keluarga yang awalnya berhasil diobrak-abrik Basyir bisa mengalahkan pengkhianatan itu sendiri.

Jika memang mau, saat itu Bujang bisa saja menghabisi Basyir dan anak tetua Keluarga Lin. Akan tetapi Bujang memaafkan keduanya dan menyuruh mereka pergi begitu saja. Akhirnya pertarungan itu berakhir dengan damai. Lantas Bujang berhasil memimpin ribuan anggota keluarga dan puluhan perusahaan, juga menentukan haluan baru penguasa shadow economy.

Banyak hal tak terduga dari novel ini, misalkan saja perjuangan kisah cinta Samad dan Midah yang diusir warga kampung karena latar belakang keluarga Samad. Akhirnya keduanya  memutuskan tinggal di Talang menjadi seorang petani. Padahal Mamak Bujang keturunan keluarga terhormat.

Kemudian tentang perjalanan hidup sang bapak yang penuh misteri. Kalau dipikir-pikir, Samad dan Bujang cukup mirip. Meskipun dikenal sebagai petarung, Bujang mempunyai hati begitu lembut utamanya kepada Mamaknya. 

Kemudian yang paling menarik adalah keberadaan Tuanku Imam, kakak tetua Midah. Beliau yang membantu dan menyelamatkan Bujang dari kejaran Basyir. Hal tak terduga bila Tuanku Imam cukup akrab dengan Tauke Muda dan telah merencanakan banyak hal untuk Bujang. Plot ini sih yang menurut saya terbaik, benar-benar enggak terduga. Semakin gereget bacanya hehe. 

Kalau perkiraan saya enggak salah, Pulang merupakan novel ketiga bergenre aksi setelah Negeri Di Ujung Tanduk dan Negeri Para Bedebah. Uniknya dalam genre aksi ini, masing-masing tokoh saling melengkapi dan berhubungan ditiap kisahnya. Misalkan saja Thomas yang muncul dalam Gnalup-Pergi

Saya jadi mengira-ngira, apakah genre aksi ini akan menjadi serial petualangan seperti  serial BUMI–perjalanan Raib, Seli dan Ali?

Jika begitu apakah Bujang dan Maria akan muncul di “Bedebah di Ujung Tanduk”? Sebab kalau dirasa, membaca dari judulnya kisah itu bagian dari Thomas. Yaaa, saya hanya menebak saja. Soalnya dua novel yang berkaitan dengan judul tersebut merupakan aksi dari Thomas.

Saya jadi sangat penasaran, cerita siapa yang akan diangkat oleh Bang Tere pada novel selanjutnya. Bujang dan Maria ‘kah? Thomas dan si wartawan? Ataukah mereka tampil secara bersama-sama? Mari, kita penasaran bersama-sama, hehe.

Hikmatul Ika

Manusia yang menyukai dunia kepenulisan, baik sebagai blogger dan Pengarang.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form