Perempuan Sang Jembatan Hidup (Review Islammu adalah Maharku karya Ario Muhammad)

“Mengenal dan memilihmu dalam hidupku adalah keindahan paling mengagumkan yang pernah kupunya dalam hidup ini.” – Prof Chen (kutipan dalam Novel Islammu Adalah Maharku)

Identitas buku:

Judul buku : Islammu Adalah Maharku

Pengarang  : Ario Muhammad

Penerbit  : PT Alex Media Komputindo

Cetakan   : Pertama, 2015

Tebal        : ± 244 hlm.

Review Novel Islammu adalah Maharku karya Ario Muhammad



Kepengarangan:

Dalam dunia literasi, nama Ario Muhammad sudah tidak asing lagi. Selain sebagai peneliti, beliau juga seorang penulis yang telah menerbitkan banyak buku. Penulis kelahiran Halmahera Utara pada 14 September 1987 ini merupakan seorang pemerhati sastra dan puisi, bahkan beliau merupakan pegiat FLP Taiwan pada 2011-2012.

Tidak perlu ditanya mengenai prestasi dari ayah dua anak ini, beliau merupakan lulusan terbaik Fakultas Teknik UMY dan mendapatkan beasiswa S2 dari National Taiwan University Of Science and Technologi (NTUST). Lantas bersama sang istri, penulis menyelesaikan gelar post doctoral-nya di University Of Bristol-UK

Selain itu Ayah Muhammad DeLiang sempat memenangkan sayembara menulis memperingati Hari Kartini oleh Pro-U pada 2012. Tulisan-tulisannya juga sempat dimuat di www.dakwatun.com bahkan media Taiwan. 

Beliau juga tidak segan membagi pengalaman dan kebiasaan positifnya di media sosialnya loh! Buat yang ingin tahu keseharian beliau bisa ikuti akun ig @ario_muhammad87.

Sinopsis Islammu Adalah Maharku:

Islammu Adalah Maharku bercerita tentang perjalanan Syakila–seorang mahasiswi S2 yang mendapatkan beasiswa di NTUST. Padahal dalam kamus hidupnya, tidak ada terbesit sedikit pun  untuk studi di sana. Sebab sejak di awal semester S1, dia sudah mempunyai rencana untuk melanjutkan studi ke Imperial College of London di Inggris atau TU Delft  di Belanda. 

Apakah tujuan studi Syakila ke Eropa hanya sebatas rencana? Tentu saja tidak, dia sudah menyiapkan segalanya dengan sangat matang; seperti nilai TOEFL di atas rata-rata, berbagai pengalaman menerbitkan makalah dan jurnal internaisonal juga sebagai lulusan terbaik dengan IPK 3.92. Dari berbagai pengalaman tersebut seharusnya bukan penghalang untuk bisa diterima Beasiswa Unggulan Dikti, 'kan? Namun apa kuasa manusia jika Tuhan tidak berkehendak?

Tepat dihari pengumuman kegagalan Syakila untuk mendapatkan beasiswa ke Eropa, dia malah mendapat tawaran melakukan wawancara dengan beberapa profesor dari Taiwan yang berkunjung ke ITS. Mereka bukan serta merta berkunjung, melainkan mencari mahasiswa ataupun dosen yang hendak S2 di Taiwan. 

Walhasil dengan prestasi juga pengalaman Syakila, dia berhasil menarik perhatian para profesor tersebut. Dia dipastikan berangkat ke Taiwan bersama keempat orang lainnya dari ITS.

Jurusan Teknik Sipil di NTUST bukanlah perkara mudah, terlebih ada gosip miring yang mengatakan bila profesor pembimbing Syakila dikenal sebagai seseorang yang sulit ditaklukkan. Dia Prof. Chen, profesor muda nan cerdas,  perawakannya tinggi juga tampan, tapi dicap sebagai dosen  killer dikalangan mahasiswa.

Lantas berhasilkah Syakila berhadapan dengan profesor tersebut?

Dengan kepribadian Syakila yang santun, ternyata mampu meluluhkan hati sang profesor bahkan dihari pertama bertemu. Definisi killer hanya sebatas pendeskripsian Prof. Chen yang pekerja keras dan disiplin. Sisi lainnya Prof. Chen sangat akrab dengan mahasiwa bimbingannya, utamanya Syakila. Hubungan mereka sangat baik, sampai Prof. Chen mengaku tengah menaruh hati pada mahasiswinya tersebut. 

Apakah Syakila juga merasakan hal yang sama?

Ah, tentu saja! Siapa yang tidak terpesona dengan profesor muda itu? Namun sebagai seorang muslimah dia mencoba meredam perasaan yang tidak seharusnya tersebut, bahkan Syakila pun sempat menolak lamaran Prof. Chen. Why? Bagi Syakila tidak ada yang bisa membeli imannya, apalagi hanya sebatas seorang laki-laki, sebab dia dan Prof. Chen berbeda kepercayaan.

Akan tetapi penolakan Syakila tak membuat Prof. Chen berhenti begitu saja, malah identitasnya sebagai muslimah semakin menarik perhatian Prof. Chen. Dari penolakan Syakila-lah mulai timbul berbagai pertanyaan dalam benak Prof. Chen mengenai apa itu Islam, tentang kenapa muslimah harus berhijab dan sebagainya.

Nyatanya pertanyaan tentang Islam tak sekadar rasa ingin tahu semata, Prof. Chen semakin larut dan ingin memahami agama yang dianut Syakila. Semakin jauh rasa ingin tahu dan ketertarikannya terhadap Islam, membuat Prof. Chen yakin untuk menjadi seorang mualaf.

Lalu bagaimanakah hubungan Prof. Chen dengan Syakila setelah menjadi mualaf?

Dalam perjalanan pencarian keyakinannya itu, Prof. Chen melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Prof. Chen tidak ingin Syakila tahu bila dia mulai tertarik dengan agama Islam dan menjadi mualaf. Dia tidak ingin Syakila salah paham, bila sebenarnya keinginannya untuk memeluk agama tersebut memang dari lubuk Prof. Chen sendiri.

Hingga sampai akhirnya, selepas Syakila melaksanakan ujian akhir, Prof. Chen kembali melamar Syakila dihadapan keluarga bahkan penguji. Pada saat itu juga Prof. Chen mengaku bila dia telah menjadi seorang mualaf. Antara terkejut dan bahagia, akhirnya Syakila menerima lamaran (yang sebenarnya telah ditunggu-tunggunya) tersebut. Lantas kisah dari Prof. Chen dan Syakila pun  berakhir bahagia.

Enggak tahu kenapa, Islammu Adalah Maharku cukup membuat haru. Utamanya ketika Prof. Chen mulai mencari jawaban demi jawaban tentang Islam. Dari Prof. Chen saya belajar, enggak ada kata terlambat untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Dari Syakila pun saya belajar, setinggi dan seberapa luas pengetahuan yang didapat juga dipahami, kita tetaplah manusia–sebatas makhluk Sang Pencipta.

Fyi, Islammu Adalah Maharku ini terdapat tiga versi loh! Untuk versi yang diulas kali ini merupakan Islammu Adalah Maharku versi Taiwan. Ada Islammu Adalah Maharku versi Eropa dan ketiga Islammu Adalah Maharku versi Inggris. 

Mana yang lebih menarik? Tentu saja akan lebih menarik bila sesuai selera! Hehe, selamat membaca.


Hikmatul Ika

Manusia yang menyukai dunia kepenulisan, baik sebagai blogger dan Pengarang.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form