Ketika Tere Liye Meremaja part 1 (Review Novel Ceros dan Batozar karya Tere Liye)



Ceros dan Batazor –adalah novel seri ke-4,5 dari Novel Bumi, Bulan, Bintang, dan Matahari. Novel bergenre remaja ini bercerita tentang petuangan tiga sahabat di dunia paralel. Kisah petualang Raib–seorang putri dari klan bulan, Seli dari klan matahri dan Ali–Si jenius dari klan bumi.

Review Ceroz dan Batozar karya Tere Liye

Untuk review kali ini akan menjadi dua bagian yaaa.. pertama review Ceros dan kedua review Batozar. Karena dalam buku ceritanya juga dipisah meskipun setiap cerita saling berkaitan. Okay!

Berbeda dari novel-novel sebelumnya, kisah petualangan ketiga sahabat ini, tidak di klan bulan, bintang atau matahari, melainkan mereka berpetualang di tempat selama ini dibesarkan yakni di klan bumi.

Kisah Ceros–berawal dari study tour sekolah ke salah satu situs kuno peninggalan bersejarah. Sebuah bangunan yang didirikan pada awal-awal masehi sekitar dua ribu tahun yang lalu. Saat melakukan study tour–Ali yang memang tidak menyukai sejarah dia lebih tertarik dengan penemuan barunya dan memilih berpisah dengan rombongan teman-temannya. Raib dan Seli yang mengetahui Ali sedang memisahkan diri, langsung menghampiri Ali yang sedang memperhatikan sensor yang dibuatnya untuk menangkap aktivitas dunia paralel. Sensor itu berdesing kencang berskala 10, itu artinya kekuatannya dua kali hebat dari Tamus atau Robot Z dari klan matahari.

Ketiga sahabat itu tentu saja mulai dirundung rasa penasaran dan khawatir. Bagaimana mungkin di klan bumi ada aktivitas dunia paralel? Bukannya Av melarang keras adanya aktivitas tersebut, kecuali ada kondisi terdesak? Namun anehnya, mengapa sensor itu mengarah pada bangunan setengah bola dan berada jauh di bawah lapisan bumi sana? Mereka juga khawatir bahwa sensor kuat itu berasal dari si Tanpa Mahkota yang berhasil bebas dari penjara Bayangan di Bawah Bayangan. Mereka khawatir tiba-tiba si Tanpa Mahkota muncul dan menyerang di tengah keramaian dan ditonton turis juga ribuan orang. Sehingga tak perlu berpikir dua kali, Ali–si anak jenius dengan rasa ingin tahunya yang besar langsung mengajak kedua sahabatnya untuk melihat secara jelas, apa yang sebenarnya ada di dalam bangunan setengah bola itu.

Ternyata di dalam bangunan setengah bola itu merupakan tempat yang menajubkan. Saat itu mereka tiba diwaktu senja. Sebuah sunset paling menajubkan di dunia paralel. Akan tetapi, kekaguman itu tidak bertahan lama. Setelah matahari benar-benar tenggelam. Muncullah dua ekor badak raksasa (lebih tepatnya manusia berkepala badak) yang berupaya menyerang ILY– kapsul perak yang sudah menemani ketiga sahabat itu berpetualang. Kedua badak itu bukan badak biasa, melainkan mereka bisa menguasai semua teknik pertarung dunia paralel, seperti teleportasi, pukulan berdentum, teknik kinetik, sambaran petir, dan yang lebih mengejutkan lagi mereka mempunyai tongkat perak mirip milik Faar dalam versi yang lebih kuat dan besar.

Dengan kekuatan yang dimiliki oleh dua badak raksasa itu, tentu saja mereka kualahan. Bukan hanya itu, mereka sudah putus asa tinggal menunggu nasib saja nanti bagaimana. Namun beruntungnya, di detik-detik terakhir badak akan menyerang matahari muncul  dan membuat badak itu lenyap entah karena apa.

Setelah waktu berselang, datanglah dua pemuda dan memberikan pertolongan kepada Raib, Seli dan Ali. Kedua pemuda itu berasal dari Klan Aldebaran dan sudah mengunci diri di dalam perut bumi selama beberapa abad. Siapa dinyana, ternyata kedua pemuda itu adalah ceroz atau badak raksasa yang menjelma di malam hari akibat benda pusaka mereka diambil oleh si Tanpa Mahkota pada abad lalu. Itulah mengapa, Raib dan kawan-kawan bisa masuk ke dalam perut bumi namun tidak bisa kembali. Kedua pemuda itu sudah mengunci wilayah itu, supaya ketika menjelma menjadi badak raksasa mereka tidak keluar dan membinasakan warga bumi.

Ada satu hal yang mengharukan dalam cerita ceroz ini, yakni ketika Ali berupaya memberikan sarung tangan kepada kedua pemuda itu. Sarung tangan sakti yang diberikan Av adalah benda milik mereka berdua, dan dengan kedua sarung tangan itu mereka bisa mengontrol diri agar tidak menjadi badak raksasa yang buas. Akan tetapi, apabila Ali mengembalikan sarung tangan itu Ali lah yang harus tinggal di dalam perut bumi. Karena tanpa sarung tangan itu, Ali tidak bisa keluar begitu pun bila sarung tangan Raib dan Seli berpindah tangan.

Saat itu Ali memutuskan untuk memberikan kedua sarung tangan kepada dua pemuda itu, dan menyuruh Raib dan Seli kembali ke permukaan bumi. Mendengar hal itu, tentu Raib dan Seli menolak. Mereka sudah pergi bersama dan seharusnya pulang pun bersama. Namun di detik-detik terakhir mereka, kedua pemuda itu memilih untuk memberikan sarung tangan itu kepada Ali, membiarkan mereka pulang ke permukaan dengan selamat.

Hikmatul Ika

Manusia yang menyukai dunia kepenulisan, baik sebagai blogger dan Pengarang.

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form